Sabtu, 29 Januari 2022

SURAT ABASA

 SURAT ABASA

Abbasa watawallaa, anjaa-ahul a'maa

( Dia ( Muhammad)  berwajah masam dan berpaling karena datang kepadanya seorang yang buta ( Abdullah bin Umi Maktum)) 

Abdullah bin Umi Maktum nama aslinya Abdullah bin Syarih bin Malik Fahri. Nama Umi Maktum adalah ibu dari orang tua Abdullah bernama Atikah binti Amir Makhjum. Amir Makhjum adalah Anak Kholilah Khadijah bin Khualid. Khadijah adalah orang yang pertama masuk Islam di kota Mekah.

Abdullah bin Umi Maktum datang kepada Rasullah SAW. Pada waktu itu disamping Nabi SAW ada dua pembesar Quraisy yaitu Utbah dan Syaibah. 

Utbah dan Syaibah adalah keturunan dari empat orang pembesar Quraisy yaitu Abu Jahal bin Hisyam, Abbas bin Abdul Muthalib, Umiyah bin Khalaf, Alwalid bin Mughirah. 

Nabi SAW mengajak  mereka untuk masuk Islam. Nabi SAW berharap agar empat orang tersebut masuk Islam dan yang lainnya. 

Berkata Abdullah bin Umi Maktum kepada Nabi SAW 

Bacakan kepadaku dan ajarkan kepadaku apa yang Allah ajarkan kepadamu

Tetapi Rasullah malah membenci Abdullah bim Maktum dan Nabi SAW menghentikan pembicaraannya kepada Abdullah bin Maktum dan berwajah masam/ merengut dan berpaling dari Abdullah bin Umi Maktu, karena fokus kepada empat orang tadi. Maka Allah turunkan ayat ini. 

Tapi setelah turun ayat ini lalu Nabi SAW langsung memuliakan Abdullah bin Umi Maktum dan berkata

Selamat datang wahai orang yang Tuhanku telah mengingatkanku berbuat masam.

Lalu Nabi berkata kembali kepada Abdullah bin Maktum

Apa yang engkau

 butuhkan kepadaku  ?

Wamaa yudriika la'allahuu yazzakkaa,au yadzdzakkara fatanfa 'ahudzdzikraa

( Dan tahukah engkau ( Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya ( dari dosa) atau dia ( ingin)  mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya) 

Apa yang menyebabkan engkau ( wahai paling mulianya makhluk) mengindar kepada orang yang keadaan buta. Sehingga engkau berpaling darinya, mudah - mudahan Abdullah bin Umi maktum walaupun dia buta mau mensucikan dirinya dengan pitua dari engkau terhadap dosanya. Atau Abdullah bin Umi Maktum meminta nasehat sehingga dia bisa memanfaatkan nasehat itu sekalipun dia tidak sampai kepada derajat yang sempurna. 

Telah membaca qiraat Asim dengan  نصب  ( fathah) kalimat  فتنفعه  sehingga menjadi jawab kalimat  لعل .

Ammaa manis tahgnaa

( Adapun orang yang merasa dirinya serba kecukupan ( pembesar Quraisy) 

Para pembesar Quraisy jauh untuk beriman dan jauh akan mempercayai Al Quran karena marasa dirinya seba kecukupan dari hartanya. 

Faanta lahuu tashadaa ( Maka engkau ( Muhammad) memberi perhatian kepadanya ( Abdullah bin Umi Maktum)) 

Maka engkau terimalah Abdullah bin  umi Maktum dengan wajah gembira dan conrong berbicara kepadanya.

Telah membaca Nafi, Ibnu Katsir, kalimat  تصدى  dengan tasydid huruf  الصاد  .

Dan membaca Abu Ja'far. Kalimat تصدى  dengan domah huruf  التاء  dengan arti orang yang menghadap kepada engkau telah mengajak engkau karena dia mau masuk agama Islam.

Wamaa alaika allaa yazzakkaa

( Padahal tidak ada ( cela)  atasmu kalau dia tidak mensucikan diri ( beriman) 

Kalimat  ما  pada kalimat. ما عليك  adalah. ما  nafiah. Jumlah ayat diatas menjadi  حال  kepada isim dhomir kalimat. تصدى  dengan arti hal keadaan tidaklah bagi engkau ( Muhammad)  rasa hina didalam tidak mensucikannya mereka dari kemusyrikan untuk masuk agama Islam. 

Manakala ما  pada ayat diatas adalah  ما  istifhamiyah inkari, dengan arti apakah engkau tidak bisa mensucikan orang kafir dari kotoran kekafirannya. Tidak akan bisa

Waammaa manjaa - aka yas 'aa wahuwa yakhsyaa

( Dan adapun orang  yang datang kepadamu dengan bersegera ( untuk mendapatkan pengajaran), sedang dia takut kepada Allah)

Hal keadaan orang yang datang dengan bergegas dalam mencari kebaikan dia adalah orang yang takut kepada Allah dan dia orang Muslim.

Faanta ' anhu talaahaa

 ( Engkau ( Muhammad)  malah mengabaikannya) ,malah sibuk dengan para pembesar Quraisy) 

Telah membaca Thalhah bin Masruf kalimat  تلهى  dengan  تتلهى

Telah membaca Abu Ja'far تلهى  dengan arti perbuatan mementingkan para pembesar Qurasy telah mengabaikan engkau. 

Kalla innahaa tadzkirah faman syaa-a dzakarah

( Sekali kali jangan begitu  ! Sungguh ( ajaran - ajaran Allah ) itu suatu peringatan, maka barang siapa yang menghendaki tentulah dia akan memperhatikannya) 

Jangan kamu berbuat seperti itu meninggalkan yang lebih utama ( meninggalkan orang yang buta yang sudah tentu masuk Islam dan mengutamakan para pembesar Qurasy yg belum tentu masuk Islam. 

Sesungguhnya Al Quran sebagai nasihat kepada orang yang senang bahwa Al Quran sebagai tazkir, dan barang siapa yang tidak menghendakinya, maka dia tidak butuh kepada Al Quran untuk keperluan segala urusannya. 

Fii shuhufin mukarramah marfuu'atin muthaharah

( Didalam kitab - kitab yang dimuliakan, ditinggikan dan disucikan) 

Al Quran itu ditetapkan berupa suhuf ( lembaran)  yang disalin dari ( lauhil mahfudz)  sangat mulia disisi Allah dan tinggi di langit yang ke tujuh, lagi suci dari genggaman setan.

Biaidi safarah, kiraamam bararah

( Ditangan para utusan ( malaikat) yang mulia dan berbakti) 

Ditangan para Mailakat yang membuka wahyu antara Allah dan Rasulnya atau para malaikat memcatat kitab, memindahkan dari lauhil mahfudz yang mulia disisi Allah dan para malaikat membenarkan karena Allah dalam segala perbuatan mereka.

Firman Allah kalimat  بأيدى  mutaalik kepada kalimat  مطهرة. Berkata Muqatil suhuf tidak boleh dijamah kecuali para malaikat yang suci karena yang dipegangnya suci sehingga orang yang akan memegang Al Quran pun harus suci.

Wutilal insaanu maa akfarah 

( Celakalah manusia  ! Alangkah kufurnya dia) 

Telah dilaknat orang kafir, mengapa mengkufurkan Al Quran. 

Ayat ini sangat mengherankan kepada orang yang mensia - siakan Al Quran karena kekufurannya dan mengherankan kepada orang yang menisbahkan Al Quran dengan para makhluk. 

Adapun makna ta'ajub disini karena kekufuran manusia dengan suma apa yang disebutkan dalam Al Quran. 

Min ayyi syai ' in khalaqah

( Dari apakah dia ( Allah)  menciptakannya)  

Istifham disini adalah istifham litaqrir dalam segi kehinaan, yang seharusnya manusia berpikir dari apa dia diciptakan oleh Allah. Lalu Allah menjelaskan kejadian manusia dengan firmannya dibawah ini. 

Min nuthfatin khalaqahuu faqadarah

( Dari setes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya) 

Allah ciptakan manusia dari air yang hina. Orang yang semula Allah ciptakan dari air yang hina kemudian dia sombong. Maka tidak patas manusia itu menyombongkan diri. 

Lalu Allah persiapkan  kepada manusia apa yang maslahat baginya dan tidak maslahat baginya. 

Kemaslahatan itu diantaranya menjadikan dari air mani menjadi segumpal darah kemudian Allah sempurnakan ciptaannya. 

Tsumma sabiila yassarah

( Kemudian perjalanannya dimudahkan) 

Lalu Allah mudahkan jalan manusia dari perut ibunya yang adalah kepala bayi didalam perut ibunya berada diatas dan kedua kakinya berada dibawah. 

Dan apabila datang waktu melahirkan maka Allah balikan 

Adapun keluarnya bayi hal keadaan hidup dari lubang yang sempit itu suatu keajaiban yang sangat ajaib. Atau kemudian Allah jelaskan jalan kebaikan dan keburukan yang berhubungan dengan dunia dan yang berhubungan dengan agama.

Tsumma amaatahuu faaqbarah

( Kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya) 

Setelah Allah ciptakan manusia lalu matikan kemudian Allah kuburkan dengan menutupinya agar manusia mulia. 

Tsumma idzaa syaa-a ansyarah 

( Kemudian jika Dia menghendaki, Dia bangkitkannya kembali) 

Dengan membangkitkan manusia dari kuburnya

Kalla lamma yaqdi maa amaeah

( Sekali - kali jangan begitu  ! Dia ( Manusia) belum melaksanakan apa yang Dia ( Allah) perintahkan kepadanya) 

Jangan kamu takabur jangan kamu selalu ingkar dalam mentauhidkan Allah, dangan selalu ingkar tentang kebangkutan dalam kubur.

Kalla kalimat kebenaran. Janganlah manusia berbuat kekufuran dengan apa yang Allah perintahkan diantaranya memikirkan dalil tentang adanya Allah dan tadabur demgan ta''ajub dalam penciptaan makhluk Allah dan hikmahnya. 

Falyandhuril insaanu illa  tha ' aamihi

( Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya) 

Allah menjadikan manusia hidup dengan sebab makanan. Maka manusia harus memperhatikan bagaimana manusia dengan makanan bisa hidup

Annaa shababnal maa 'a shabba

( Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah  ( dari langit)) 

Allah alirkan air dipermukaan bumi

Telah membaca Ashim, Hamzah, kisai kalimat  انا  dengan fathah huruf  همزة karena menjadi  بدل استعمل  dari kalimat  طعامه  dengan arti sesungguhnya air menjadi sebab adanya makanan. 

Telah membaca Baqun dengan kasrah huruf  همزة  pada kalimat. انا   karena menjadi istisnaf. Boleh juga dibaca  انى  dengan imalah dengan arti kamilah yang mencurahkan air berlimpah halkeadaan mentajubkan. 

Tsumma tsaqaqnal arhda syaqaqan 

( Kemudian kami belah bumi dengan sebaik - baiknya) 

Kami belah bumi sehingga tumbuh pepohonan dengan belah yang sebaik - baiknya.

Faammbatnaa fiihaa habban wainabaw waqadha wazatuunaw wanahla

( Lalu disana kami tumbuhkan biji - bijian, anggur, sayur - sayuran, zaitun dan qurma)

Kaml tumbuhkan di muka bumi biji - bijian yang bisa di panin seperti gandrum, kacang dan yang lainnya ,anggur dari berbagai peloksok dan juga buah - buahan dar berbagai penjuru. 

Qadhan adalah tiap - tiap sesuatu yang bisa dipetik diantaranya sayur - mayur. 

Berkata Hasan qadhan adalah pohon yang merambat. 

Berkata ibnu Abbas qadhan adalah buah qurma karena dapat dipetik. Buah zaitun dapat untuk dimasak.

Wahadaa iqaa ghulbaa

( Dan kebun - kebun yang rindang) 

Pohon yang tumbuh lebat dan berbatang tinggi. 

Wafaaqihataw waabbaa

( Dan buah - buahan dan rerumputan) 

Faqihah adalah tiap - tiap yang dimakan manusia dari pohon yang berbuah

Abba adalah tiap - tiap yang bisa dimakan oleh binatang. 

Mata'an lakum walian ' aamikum

( Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk hewan ternakmu) 

Allah berbuat yang demikian tadi karena untuk kesenanganmu dan kesenangan hewan - hewanmu. 

Faidzaa jaa-ati shaakhkah

( Maka apabila datang suara yang menggemparkan ( tiupan sangkakala yang kedua)) 

Tiupan sangkakala kedua yang membuat menulikan telinga yang amat sangat. 

Yauma yafirul mar'u min akhiih

( Pada hari itu manusia lari dari saudaranya) 

Kalimat  يوم  manakala dibaca nashab ( منصوب)  oleh kalimat  أعمى ( pada awal surat)  karena menjelaskan kalimat  صاخة.

Atau kalimat. يوم  menjadi  بدل  dari kalimat  صاخة  . Kalimat  يوم  dimabnikan atas fathah dengan menjadi idhafah kepada fiil, ini semua pendapat ulama Kufah. Dengan arti seseorang berpaling dari saudaranya. 

Waummihi waabiih washohibatihi wabaniih

( berlari dari ibu dan bapaknya dari istrinya dan anak - anaknya)

Ada faedah yang terkandung pada ayat ini. Allah menyebutkan keturunan secara tertib, seakan sesungguhnya Allah berkata

Ketika disuatu hari manusia lari dari saudaranya bahkan dari kedua orang tuanya yang sangat dekat. Berlari dari saudaranya bahkan dari istrinya dan anak - anaknya yang memang ada hubungan secara hati apalagi hubungan dengan kedua orang tua. 

Adapun jawab kalimat  اذا  pada kalimat  فاذا جاء صاخة dibuang, dengan taqdir  اشتغل كل امرىء بحال نفسه  ( tiap - tiap seseorang akan merasa sibuk dengan urusan dirinya sendiri) 

Atau kalimat. اذا  menjadi بدل  pada firman Aalah dibawah ini.

Likullim ri'in minhum yauma'idzin sya'nuy yughniih

( Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai ursan yang menyibukannya) 

Ketika manusia pada kebingungan bagaimana caranya keluar dari kebingungan, sehingga  manusua berpaling dari orang - seang terdekat. 

 Telah nembaca Ibnu Qutaibah kakimat. يغنه  dengan Fatah huruf الياء  dengan arti berada pada kebingungan. 

Wujuhuy yauma'udzin musyfirah

( Oada hari itu ada wajah - wajah yang berseri - seri) 

Wajah berseri - seri karena shalat malam. Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas

Atau wajah berseri - seri karena bekas wudhu, sebagaimana ucapan Dhahaq

Atau wajah berseri - seri karena ikhlas selama di dunia dan selalu berhubungan dengan rahmat dan selalu ridho  sevagaimana ucapan Arrazi. 

Dhaahiqatam mustabsyirah

( Tertawa dan bergembira ria) 

Mereka ta'ajub  dengan karomah Allah atau senang dengan selamat dari hisab. Dan bergembira ria karena menyaksikan nikmat yang kekal dan ganjaran yang nyata. 

Wawujuhuy yaumaidzin alaihaa ghabarah

( Dan pada hari itu ada ( pula)  wajah - wajak yang tertutup debu  ( suram) 

Tarhaquhaa qatarah ( Tertutup oleh kegelapan  ( ditimpah kehinaan dan kesusahan) 

Terlihat dari dekat wajahnya hitam seperti awan mendung. 

Ulaaika humul kafaratul fajarah ( Mereka itulah orang - orang kafir yang durhaka) 

Mereka para ashabul wujuh adalah sekumpulan orang tang kufur demgan Allah dan mendustakan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 واتقوا يوما ترجعون فيه الى الله ثم توفى كل نفس ما كسبت وهم  لا يظلمون Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada w...