Walailli idzaa yasr
( Demi malam apabila berlalu)
Malam yang berlalu adalah malam di Muzdalifah, sungguh malam Muzdalifah akan berlalu dan manusia pada waktu itu mengucapkan salam kepadanya
Berkata Muqatil pada kalimat idza yasr adalah malam Muzdalifah
Membaca Naafi, Abu Amer pada kalimat yasr dengan dibuang huruf الياء karena dibaca wakaf ( terhemti), dan dengan tetap hurup الياء dengan dibaca washal ( sambung). Kalau Ibnu Kasir membaca kalimat yasr dengan tetap huruf الياء. dengan wakaf. Kalau qiraat Baqun dengan membuang hurup. الياء dengan membaca bisa wakef dan washal.
Kalau pada Mushaf karim dengan menghapus huruf الياء.
Dibaca kalimat yasr dengan tanwin seperti membaca kalimat wal fajr, wal watr karena sebagai pengganti huruf yang muthlaq
Hal fii dzaalika qasamul lidziihijr
( Apakah pada yang demikian itu terdapat sumpah ( yang dapat diterima) bagi orang yang berakal
Apakah sumpah - sumpah Allah yang telah disebutkan seperti wal fajr, walayaalin asyr, wasysyaf'i wal watr, wal laili idzaa yasr dapat diterima bagi orang yang mempunyai akal
Yang dimaksud dengan istifham ( kalimat هل ) adalah sebagai taukid ( penguat) dan sebagai sebuah kebenaran dalam arti bahwa bagi orang yang memiliki ilmu, apa yang telah di sumpahkan oleh Allah itu adalah sebuah kekaguman, dan sebahak dalil atas ketunggalan Allah dan pentauhidan Allah itu adalah haqiqi ?. Dan juga Allah dengan sumpahnya
yang telah disebutkan adalah sebagai dalil bahwa Allah adalah pencipta
Jawab qosam ( sumpah) محذوف ( dibuang) ini menunjukan sebagai dalil yang memiliki arti,bahwa Allah berikan pahala bagi orang yang mau mengamalkan ayat ayat yang Allah sebutkan sebagaimana telah mengamalkan orang - orang yang terdahulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar