: Surat Al - Adiyat
Wal'adiyaati dhabhaa
( Demi kuda perang yang berlari kencang terengah - engah)
Demi kuda yang berlari sangat kencang di waktu perang dan nafasnya bersuara karena berlari.
Dhabha adalah suara yang terdengar dari dada kuda ketika berlari sangat kencang. Tidaklah kuda itu bersuara dan terengah - engah bahkan kuda itu mengeluarkan suara napas.
Berkata Saidina Ali RA karamawajhah, kendaraan kuda haji itu berlari terengah - engah dari Arafah sampai Muzdalifah dan dari Muzdalifah ke Mina.
Fal muuriyaati qadhaa
( Dan kuda yang memercikan bunga api ( dengan pukulan kuku kakinya))
Kuda yang menghasilkan suara dibawah telapak kakinya sehingga mengeluarkan percikan api ,seperti percikan kuda Habahib.
Habahib adalah orang arab yang sangat peli / bahil kepada manusia yang ketika itu menjadi anggota prajurit.
Habahib tidak mau menghidupkan api sampai prajurit tertidur. Lalu ada seorang prajurit menghidupkan api habahib, lalu dimatikan kembali oleh Habahib agar seorang pun tidak bisa memanfaatkan api tersebut.
Kejadian ini di tasabuhkan api yang timbul dari percikan kaki kuda perang yang memang tidak ada manfaatnya. Itulah pelitnya Habahib.
Ada juga yang berpendapat mengengenai ayat diatas bahwa ada rombongan yang mengendarai onta. Mereka itu rombongan haji yang mematikan lampu/ api mereka ke Muzdalifah.
Fal mughiiraati shubhaa
( Dan kuda yang menyerang ( dengan tiba - tiba) pada waktu pagi)
Rombongan orang - orang yang mengendari kuda, mereka memasuki daerah musuhnya untuk berperang pada waktu subuh dan memperlihatkan apa yang mereka bawa.
Atau rombongan yang berangkat menuju Mina hal berkendaraan dengan cepat berjalan sehingga subuh pagi sudah sampai di Mina.
Faatsarna bihii naq'aa, fawasathna bihii jam 'aa
( Sehingga menerbangkan debu, lalu menyerbu ketengah - tengah kumpulan musuh)
Mereka menerbangkan debu pada waktu subuh atau melayangkan debu atau menerbangkan debu pada waktu pagi. Maka mereka masuk ditengah perkumpulan musuh.
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi SAW mengutus pasukan berkuda sudah melewati satu bulan tidak ada kabar, maka turunlah ayat ini.
Dari Muhammad bin Ka'ab, dia berkata kalimat نقعا adalah tempat antara Muzdalifah dan Mina dan kalimat. جمعا adalah Muzdalifah. Maka maknanya mereka berjalan pada waktu subuh atau mereka mulai berjalan di Wadhil Muhasar maka sampailah mereka pada pertengahan Muzdalifah.
Atau memiliki makna mereka menjohirkan pada waktu itu dalam perjalanannya ketika pagi dengan membaca kalimat Talbiah sehingga mereka menjadikan ditengah perjalanannya adalah Muzdalifah, mereka mengendarai onta dan membawa bekal haji.
Abi telah meriwayatkan tentang kefadilahan surat ini akan diangkat derajatnya orang yang membaca surat ini dengan pahala sebanyak orang yang mendatangi Muzdalifah dan semua orang yang menyaksikannya.
Innal insaana lirabbihii lakanuud
( Sungguh manusia itu sangat inkar kepada Tuhannya)
Sunggu bahwa tabiat jenis manusia ingkar kepada nikmat Tuhannya. Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas dan yang lainnya, ini adalah ucapan Rabiah tentang kemudharatan dan keingkaran nikmat Tuhannya " orang yang banyak kufur nikmat,maka kufur nikmat itu akan kembali menjadi musibah dan cobaan, dan juga orang yang suka melupakan nikmat dan kesenangan.
Sebagaimana juga perkataan Hasan diucapkan kalimat jangan kamu melanggar kepada Tuhan.,perkataan ini perantara lisan makaikat Haduril maut
Diucapkan juga kalimat بحيل dengan perantara lisan Bani Malik bin Kinanah
Ada juga yang berpendapat yang dimaksud ayat diatas kalimat الانسان adalah orang kafir sebagaimana perkataan Ibnu Abbas, sesungguhnya ayat ini diturunkan dalam masalah Kortun bin Abdullah bin Amir bin Nufail Qurais dan juga masalah Habahib kedua - duanya orang kafir.
Wainnahuu alaa dzalika la syadiid
( Dan sesungguhnya dia ( manusua) menyaksikan ( mengakui) keingkarannya)
Sungguh Tuhan Ta'ala atas keingkaran manusia terhadap nikmat sangat menjaga, menyaksikan dan memeliharanya.
Wainnahu lihubbil hoiri lasyadiid
(Dan sesungguhnya cintanya terhadap harta benar - benar berlebihan)
Sungguh bahwa manusia cintanya kepada harta sangat kuat dan begitu juga dalam memperolehnya.
Sesungguhnya manusia dengan harta itu menggenggam, seperti Habahib yang sangat cinta terhadap harta sehingga dia menjadi bahil dengan menggenggamnya.
Afalaa ya'lamu idza bu'tsiramaa fil qubuur
( Maka tidaklah dia mengetahui apabila apa yang didalam kubur dikeluarkan)
Apakah manusia tidak memgetahui apa itu قرط . Qartun adalah menggenggam harta. Atau tidak mengetahui Habahib sewaktu di dunia.
Sesungguhnya Allah akan akan membalasnya apabila apa yang ada didalam kubur telah keluardari kematian.
Adapun orang yang berbuat bahil tertuju kepadanya maka atas perbuatan itu sesuai dengan firman Allah ان ربهم بهم يومءذ لخبير ( Allah mengetahui kepada mereka pada hari kiamat yaitu Allah akan membalas mereka).
Allah menyebutkan dengan kalimat. ما pada ayat. افلا يعلم اذا بعثر ما في القبور karena kalimat ما menunjukan sesungguhnya selain orang mukalaf yang ada di dunia ini lebih banyak.
Wahushshilamaa fish shudur
( Dan apa yang tersimpan didalam dada dilahirkan)
Akan lahir apa yang ada didalam hati diantaranya pikir, iman, pelit dan dermawan
Dibaca kalimat حصل mabni lil faail dan dibaca mukhofaf dengan arti Allah menampakan apa yang ada didalam hati dari rahasia yang samar.
Innarabbahum bihim yauma idzil lakhobiir
( Sungguh Tuhan mereka pada hari itu maha teliti terhadap keadaan mereka)
Firman Allah kalimat بهم يومءذ kedua - duanya mutaaliq ( kembali) kepada kalimat لخبير.
Adapun dhomir jama (هم) kembali kepada kalimat. الانسان karena i'tibat dengan makna sesungguhnya insan disini adalah اسم جنس yaitu apakah manusia tidak mengetahui kepada mereka, maka Allah akan membalas perbuatan mereka pada hari pembalasan, maka tidaklah ada hakim yang lebih laku menghakiminya dan tidak ada orang alim yang lebih laku fatwanya pada hari kiamat kecuali Allah
Telah membaca Abu Samal kalimat. ان ربهم بهم يومءذ خبير dengan fathah همزة pada kalimat ان dan menggugurkan huruf للام dari kalimat. لخبير.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar