Surat Al Muthaffifin
Wailul lil muthaffifin
( Celaka bagi orang - orang yang curang ( dalam menakar dan menimbang))
Kalimat ويل adalah kalimat azab yang sangat pedih bagi orang yang mengurangi takaran dan timbangan dengan sesuatu yang lebih sedikit atas jalan menyembunyikan
Diceritakan sesungguhnya Rasulullah SAW ketika sampai di kota Madinah, bahwa warga kota Madinah telah berbuat curang kepada manusia diantaranya masalah takaran. Maka Allah turunkan ayat ini. Setelah ayat ini turun barulah mereka mereka memperbaiki takaran dan timbangan mereka
Telah berkata Al Faraa'i bahwa mereka ( Ahli Madinah) melakukan mengurangi takaran kepada manusia hari demi hari
Telah berkata kaum ketika Rasulullah SAW datang ( tiba) di kota Madinah bahwa di kota Madinah ada seorang laki - laki yang dikenal dengan sebutan Abi Juhainah,namanya adalah Amir. Amir ini memiliki dua sok ( dua takaran) yang berbeda yang satu agak besar yang satu agak kecil kemudian dua takaran tadi di diberikan kepada orang lain. Dari kisah Amir ini maka turunlah ayat ini
Alladziina idzak taaluu 'alan naasi yastaufuun
( Yaitu orang - orang yang apabila menerima takaran dari orang lain maka minta dicukupkan)
Apabila mereka menerima takaran dari manusia, mereka ingin dicukupkan dengan berbagai cara, kemudian mereka ambil itu takaran agar sempurna, memperhatikan dengan cermat ketika di takar sehingga tercapai apa yang mereka inginkan atau dengan menekan takaran, menggoyangkan takaran agar padat isinya bahkan takarannya sampai munjung/ penuh
Waidza kaaluuhum aw wazanuuhum yukhsiruun
( Dan apabila mereka menimbang ( untuk orang lain) mereka menguranginya)
Apabila mereka menakar untuk orang lain atau menimbang untuk orang lain karena tujuan jual beli dan sebagainya. Mereka mengurangi takaran dan timbangannya
Diriwayatkan dari Isya bin Amir dan Hamzah, sungguh kedua orang tersebut benar benar menyumputkan timbangan dan takaran ketika menakar dan menimbang. Ketika mereka berdua menakar untuk orang lain dan menimbang untuk orang lain mereka mengurangi takaran dan timbangan
Dengan menetapkan huruf الالف sebelum kalimat هم maka tidaklah penetapan الالف itu terjadinya pada masa sahabat saja, tetapi kejadiannya sampai masa sekarang. Maka dengan menetapkan huruf الالف pada kalimat هم untuk mencegah kejadian mengurangi takaran dan timbangan pada masa sekarang
Alaa yadzunnu ulaa-ika annahum mab'uusuun liyauumin adziim
( Tidaklah mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada hari kiamat)
Tidaklah mengira orang yang suka mengurangi takaran dan timbangan dan orang yang ingin dilebihkan ketika menerima takaran dan timbangan bahwa mereka akan dibangkitkan pada hari kiamat
Yauma yaquuumun naasa lirabbil 'aalamin
( Yaitu pada hari ( ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam)
Pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari kuburnya untuk mendapatkan hukuman Allah yang menguasai alam
Telah meriwayatkan dari ibnu Umar sesungguhnya Nabi SAW berkata salah seoeang diantara kamu akan dibangkitkan dari kubur mulai ubun - ubun sampai kepada pertengahan kedua telinganya
Kalimat يوم boleh di baca باالنصب والجر . Kalau kalimat يوم dibaca nasab, maka yang menasabkan adalah kalimat مبعوثون atau di nasabkan dengan domir أعنى . Atau kalimat boleh dibaca jar ( kasrah) menjadi badal dari kalimat يوم عظيم
Atau kalimat يوم dibaca nasab karena mabni atas fathah yang di idhofahkan kepada fi'il
Jika kalimat يوم dikatakan fi'il mudhore itu adalah pendapat ulama kufah. Mereka membaca rofa (domah) kalimat. يوم karena menempatkan خبر المبتد yang disumputkan
Atau para ulama kufah membaca kasrah kalimat يوم karena jadi badal ( بدلا) dari kalimat يوم عظيم
Jadi para ahli qiraat akan kalimat يوم itu dengan membaca rafa dan jar
Kalla inna kitaabal fujjari lafii sijjiin
( Sekali - kali jangan begitu ! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar - benar tersimpan dalam sijjiin)
Kalimat كلا adalah kalimat yang memiliki arti jangan kamu perbuat wahai orang yang ketika menerima takaran dan timbangan ingin di lebihkan dan jangan kamu perbuat wahai orang yang ketika menakar dan menimbang mengurangkan
Atau kakimat كلا adalah kalimat حقا maka janganlah engkau selalu berbuat مطفيف karena sesungguhnya catatan amal kekufuran berada pada sijjiin.
Sijjiin adalah tempat yang berada di dalam tujuh lapis bumi yang paling bawah
Wamaa adraaka maa sijjiin
( Dan taukah engkau apakah sijjiin itu ?)
Ayat diatas memakai kalimat istifham karena mengagungkan masalah sijiij yaitu catatan amal buruk yang berada pada tujuh lapis bumi paling bawah
Kitaabun marquum
( Yaitu kitab yang berisi catatan amal)
Sesungguhnya catatan amal orang yang suka berbuat maksiat adalah catatannya sudah diketahui. Maka akan yakin orang mengetahuinya bahwa catatan amalnya lebih banyak keburukan dibanding kebaikan
Terima kasih ustadz
BalasHapus