( Sungguh Tuhanmu benar - benar tempat kembali)
Bahwa Allah adalah tempat kembali bagi seluruh mahkluk
Sebagaimana berkata Ibnu Abbas inna ilahil mashir ( sungguh kepada Allah tempat kembali).
Sebagaimana juga berkata Al Faraa'i bahwa ayat diatas menunjukan baik orang mu'min maupun orang kafir semuanya kembali kepada Allah
Fa amal insaanu idzaa mabtalaahu rabbuhuu fa akramahuu wa na'ama-huu fa yaquulu rabbii akraman
( Maka adapun manusia apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata " Tuhanku telah memuliakanku)
Apabila manusia telah diberikan nikmat oleh Tuhannya baik itu berupa pangkat, harta, memiliki banyak keturunan dan juga Allah berikan keluasan atas manusia berupa kehidupan, maka manusia itu akan berkata bahwa Tuhanku telah memuliakanku dengan banyak memberikan kefadilahan dengan apa yang dia berikan kepadaku
Wa ammaa idzaa mabtalaahu faqadara alaihi rizqaha fayaqulu rabbi ahanan
( Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata Tuhanku telah menghinakanku)
Manusia ketika Tuhannya menguji dengan kefakiran atau Allah sempitkan atas kehidupannya, maka manusia itu berkata Tuhanku sedang menghinakanku
Adapun fjrman Allah kalimat faammal insaanu itu masih berkaitan dengan firman Allah innaka la bilmir shaad
Jadi seakan - akan sesungguhnya Allah tidak menghendaki kepada manusia kecuali menghendaki taat kepadaNya, dengan ketaatan itu akan bermanfaat bagi manusia di akhirat
Maka manusia harus bisa mengatur akan tingkah lakunya dan Allah akan balas berbuatan manusia itu dengan kebaikan, apabila manusia itu berbuat kebaikan
Begitu juga Allah akan balas perbuatan manusia dengan kejelekan jika perbuatannya jelek
Adapun manusia yang menghendaki akan kehidupan dunia dan kelezatannya, maka manusia itu akan mendapatkannya. Sehingga manusia setelah dia mendapatkann dunia beserta kelezatannya maka dia akan berkata Allah telah memuliakanku
Akan tetapi kalu manusia itu tidak mendapatkan dunia beserta kelezatannya dia akan berkata Allah telah menghinakanku
Kalla bal laa tukrumunal yatim
( Sekali kali tidak. Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim)
Kalimat kalla adalah kalimat penolakan terhadap orang yang menyangka bahwa dengan harta kekayaan dan pangkat,manusia akan bahagia atau mulia
Jadi tidaklah manusia itu mulia karena banyak harta dan kekayaan. Juga tidaklah manusia itu hina karena kefakiran. Akan tetapi manusia mulia karena ma'rifatnya kepada Allah dan ketaqwaannya. Manusia hina dihadapan Allah karena keingkarannya kepada Allah
Adapun membaca wakaf pada kalimat kalla itu baik bahkan lebih baik dari pada membaca wakaf pada kalimat ahaanan
Katakan kepada manusia ( orang yang berkata rabbi akraman dan ihanan) wahai Muhammad bahwa itu adalah perkataan buruk bahkan perkataan mereka lebih buruk lagi apabila mereka tidak memberikan sesuatu yang lazim kepada anak yatim dan tidak mengetahui hak - hak anak yatim
Walaa tahaadh-dhuuna alaa tha'aamil miskiin
( Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin)
Kalau qiraat kufah membaca kakimat tahaadh - dhuuna dengan membuang dua huruf ( التاء) dengan arti tidaklah mereka satu sama lainnya mengajak atau memerintahkan untuk memberi makan anak yatim
Sedangkan qiraat Ibnu Masud kalimat tahaadd - dhuuna dengan membaca dhomah ( التاء ) dengan arti tidaklah tiap - tiap seseorang di antara kamu mengajak sahabatnya untuk memberi makan anak yatim
Ayat ini sebagai isyarat kepada orang yang neninggalkan berbuat baik kepada anak yatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar